Rabu, 31 Maret 2010

mulsa

MULSA
A. PENGERTIAN MULSA
Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik.

B. MANFAAT MULSA
 Manfaat Terhadap Tanaman
Dengan adanya bahan mulsa di atas permukaan tanah, benih gulma akan sangat terhalang. Akibatnya tanaman yang ditanam akan bebas tumbuh tanpa kompetisi dengan gulma dalam penyerapan hara mineral tanah. Tidak adanya kompetisi dengan gulma tersebut merupakan salah satu penyebab keuntungan yaitu meningkatnya produksi tanaman budidaya.

 Manfaat Terhadap Kestabilan Agregat dan Kimia Tanah
a. Kestabilan agregat tanah
Dengan adanya bahan mulsa di atas permukaan tanah, energy air hujan akan ditanggung oleh bahan mulsa tersebut sehingga agregat tanah tetap stabil dan terhindar dari proses penghancuran. Semua jenis mulsa dapat digunakan untuk tujuan mengendalikan erosi.
b. Kimia tanah
Fungsi langsung mulsa terhadap sifat kimia tanah terjadi melalui pelapukan bahan – bahan mulsa. Fungsi ini hanya terjadi pada jenis mulsa yang mudah lapuk seperti jerami padi, alang-alang, rumput-rumputan, dan sisa-sisa tanaman lainnya. Hal ini merupakan salah satu keuntungan penggunaan mulsa sisa-sisa tanaman disbanding mulsa plastic yang sukar lapuk.

 Manfaat Terhadap Ketersediaan Air Tanah
Teknologi pemulsaan dapat mencegah evaporasi. Dalam hal ini air yang menguap dari permukaan tanah akan ditahan oleh bahan mulsa dan jatuh kembali ke tanah. Akibatnya lahan yang ditanam tidak kekurangan air karena penguapan air ke udara hanya terjadi melalui proses transpirasi. Melalui proses transpirasi inilah tanaman dapat menarik air dari dalam tanah yang didalamnya telah terlarut berbagai hara yang dibutuhkan tanaman.
Dari hasil penelitian diperoleh air tanah setebal 1,5 cm ditanah-tanah terbuka (bare soil) tanpa mulsa akan menguap selama 3-5 hari, sedangkan ditanah-tanah yang diberi mulsa akan menguap 6 minggu dengan ketebalan yang sama.

 Manfaat Terhadap Neraca Energi
Unsure fisik tanah yang sangat dipengaruhi oleh bahan mulsa ialah suhu tanah. Suhu tanah ini sangat bergantung pada proses pertukaran panas antara tanah dengan lingkungannya. Proses ini terjadi akibat adanya radiasi matahari dan pengaliran panas kedalam tanah melalui proses konduksi.
Pemulsaan mengubah warna tanah yang dengan sendirinya dapat mengubah albedo tanah. Perubahan suhu tanah terjadi karena perubahan radian energy yang mencapai tanah. Adanya mulsa akan menyebabkan panas yang mengalir kedalam tanah lebih sedikit disbanding tanpa mulsa. Selain itu, permukaan tanah yang diberi mulsa memiliki suhu maksimum harian lebih rendah disbanding tanpa mulsa.
Mulsa plastic putih dapat menurunkan suhu tanah. Hal ini disebabakan radiasi yang direfleksikan kembali akan cukup besar sehingga berkurang suhu maksimum harian dari tanah yang diberi mulsa. Sedangkan mulsa plastic hitam cenderung meningkatkan suhu tanah karena radiasi yang direfleksikan kembali sangat kecil.

 Manfaat Terhadap Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan – kegiatan dalam proses budidaya yang cukup menyita waktu, tenaga, dan biaya antara lain pemupukan, penyiraman dan penyiangan. Namun dengan pemulsaan dapat memperkecil perlakuan pemupukan kerena hanya dilakukan sekali saja yaitu sebelum saat panen. Demikain juga dengan penyiraman perlakuannya hanya dilakukan sekali saja. Selain itu kegiatan penyiangan tidak perlu dilakukan pada keseluruhan lahan, melainkan hanya pada lubang tanam atau sekitar batang tanaman.

C. JENIS BAHAN MULSA
 Mulsa Organik
Meliputi semua bahan sisa pertanian yang secara ekonomis kurang bermanfaat seperti jerami padi, batang jagung, batang kacang tanah, daun dan pelepah daun pisang, daun tebu, alang-alang dan serbuk gergaji.

 Mulsa Anorganik
Meliputi semua bahan batuan dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti batu kerikil, batu koral, pasir kasar, batu bata, dan batu gravel. Untuk tanaman semusim, bahan mulsa ini jarang digunakan. Bahan mulsa ini lebih sering digunakan untuk tanaman hias dalam pot.

 Mulsa Kimia – Sintetis
Meliputi bahan – bahan plastic dan bahan – bahan kimia lainnya. Bahan- bahan plastic berbentuk lembaran dengan daya tembus sinar matahari yang beragam. Bahan plastic yang saat ini sering digunakan yang sering digunakan sebagai bahan mulsa adalah plastik transparan, plastik hitam, palstik perak, dan plastik perak hitam.

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JENIS BAHAN MULSA
1. Mulsa Organik ( Jerami Padi )
a. Kelebihannya meliputi :
 Dapat di peroleh secara bebas/ gratis
 Memiliki efek menurunkan suhu tanah
 Mengonservasi tanah dengan menekan erosi
 Dapat menghambat pertumbuhan tanaman pengganggu
 Menambah bahan organic tanah karena mudah lapuk setelah rentang waktu tertentu
b. Kekurangannya meliputi :
 Tidak tersedia sepanjang musim tanam, tetapi hanya saat musim panen tadi.
 Hanya tersedia di sekitar sentra budidaya padi sehingga daerah yang jauh dari pusat budidaya padi membutuhkan biya ekstra untuk transportasi
 Tidak dapat digunakan lagi untuk masa tanam berikutnya
2. Mulsa Kimia-Sintetik ( plastik )
a. Kelebihannya adalah :
 Dapat di peroleh setiap saat
 Memiliki sifat yang beragam terhadap suhu tanah tergantung plastik
 Dapat menekan erosi
 Mudah di angkut sehingga dapat digunakan di setiap tempat
 Menekan pertumbuhan tanaman pengganggu
 Dapat digunakan lebih dari satu musim tanam tergantung perawatan bahan mulsa
b. Kekurangannya adalah :
 Tidak memiliki efek menambah kesuburan tanah karena sifatnya sukar lapuk
 Harganya relative mahal

E. KESESUAIAN BAHAN MULSA DAN TANAMAN
1. Mulsa Jerami
Mulsa jerami sesuai digunakan untuk-untuk tanaman semusim atau non-semusim yang tidak terlalu tinggi dan memiliki struktur tajuk berdaun lebat dengan system perakaran dangkal. Tanaman-tanaman yang selama ini sukses diberi mulsa jerami antara lain kentang, kedelai, bawang putih dataran rendah, semangka, dan melon. Dengan adanya mulsa jerami yang memilki efek menurunkan suhu tanah, kentang pada dataran medium sampai rendah dapat menghasilkan umbi.
2. Mulsa Plastik
Mulsa plastik sesuai digunakan untuk pembudidayaan tanaman yang struktur perakannya dangkal tajuk tanaman berdaun tidak terlalu lebat dan tinggi tanaman di atas 0,5 meter. Berdasarkan efeknya terhadap suhu tanah maka mulsa plastik dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman akan suhu tanah tanah.
a. Mulsa Plastik Putih (MPP)
Berdasarkan penelitian, mulsa plastik putih (MPP) memantulkan cahaya sekitar 45% sehingga 55% cahaya matahari yang dipantulakan dan di serap secara langsung atau tidak langsung akan berinteraksi dengan tanah.
Selain dapat menurunkan suhu tanah, MPP juga dapat menambah jumlah cahaya matahari yang di terima oleh tajuk tanaman karena cukup besarnya cahaya matahari yang dipantulkan. Hal ini kan sangat membantu tanaman dalam melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, MPP sangat cocok untuk budidaya semangka, melon, serta berbagai jenis cabai hibrida dan terung-terungan.
b. Mulsa Plastik Transparan (MPT)
Dari hasil penelitian pada tanah yang diberi mulsa plastik transparan (MPT), cahaya yang matahari yang dipantulkn dan di serap oleh bahan mulsa sangat sedikit. Sebaliknya cahaya yang diteruskan banyak. Hal ini menyebabkan MPT memiliki efek menaikkan suhu tanah.
MPT sangat cocok diterapkan pada tanaman-tanaman dataran rendah yang ingin dibudidayakan. Di dataran tinggi. Namun, tanaman-tanaman tersebut harus memiliki struktur tajuk yang tidak terlalu tinggi, seperti pada bawang merah dataran tinggi.
c. Mulsa Plastik Hitam (MPH)
Dengan adanya MPH, cahaya matahari yang dipantulkan dan diteruskan sangat kecil. Banyaknya cahaya matahari yang diserap dapat mencapai 90,5 %, dari jumlah cahaya matahari yang datang. Cahaya yang diserap tersebut akan dipantukan dalam bentuk panas ke segala arah termasuk tanah. Penerapan mulasa ini dapat dilakukan pada bawang merah dan asparagus di dataran tinggi.
d. Mulsa Plastik Perak Hitam (MPPH)
MPPh akn mnyebabkan cahaya matahari yang dipantulkan cukup besar, bahkan lebih tinggi dari MPP. Akibatnya cahaya matahari yang dipantulkan cukup besar. Di lain pihak, permukaan hitam dari MPPH akan menyebabkan cahaya matahari yang di teruskan menjadi sangat kecil, bahkan mungkin nol. Keadaan ini akan menyebabkan suhu tanah akan tetap rendah.
Dewasa ini, MPPH mualai diterapkan secara luas dan sangat cocok untuk pembudidayaan semangka hibrida, melon, serta berbagai jenis cabai hibrida dan terung-terungan.

F. PERAWATAN SETELAH PEMAKAIAN
Kegiatan yang dapat diperlakukan terhadap mulsa plastik setelah pemakaian adalah sebagai berikut :
a) Penyiraman
Setelah tanaman di penen bahan mulsa plastik tidak langsung di angkat dari bedengan, melainkan di siram terlebih dahulu dengan air untuk melembabkannya. Bila tidak di siram, seringkali bahan mulsa menjadi retak-retak sehingga tidak dapat di fungsikan lagi.
b) Pencucian
Pencucian bahan mulsa plastik hanya memerlukan air dan kain pel.
c) Pengecatan
Perlu dilakukan karena selama satu kali musim tanam dibiarkan di bawah sinar matahari sehingga biasanya warnanya memudar. Cat yang dignakan adalah dari jenis cat minyak. Cat yang digunakan berwarna putih untuk jenis MPP dan berwarna hitam untuk jenis MPH. Pengecatan dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pertama dengan cat yang encer lalu kedua dengan cat pekat.
d) Penyimpanan
Bila tidak langsung digunakan, sebaiknya bahan mulsa digulung dan di simpan di tempat sejuk dan tidak terkena hujan.


PEMANGKASAN
A. PENGERTIAN PEMANGKASAN
 Pemangkasan adalah pemotongan tunas-tunas yang tidak dikehendaki pertumbuhannya karena dapat memperlambat atau mengganggu perkembangan tanaman atau batang pokok dan buah. Tanpa melakukan pemangkasan maka zat hara/makanan yang dibawa oleh akar akan terus dimanfaatkan untuk perkembangan vegetatifnya.
 Pemangkasan adalah tindakan pembuangan sebagian dari organ tanaman berupa cabang, ranting dan daun.
B. TUJUAN PEMANGKASAN
1). Memperoleh cabang tanaman kakao yang baik;
2). Mengatur penyebaran cabang-cabang dan daun-daun produksi agar bisa merata;
3). Membuang bagian-bagian tanaman yang tidak dikehendaki, misal tunas air, cabang sakit/patah;
4). Merangsang agar tanaman membentuk organ baru yaitu daun-daun muda yang potensial sebagai penghasil makanan dan bunga;
5). Menekan resiko terjadinya serangan hama dan penyakit;
6). Meningkatkan kemampuan tanaman untuk membentuk buah.
C. MANFAAT PEMANGKASAN
Manfaat pemangkasan yaitu untuk memperindah dan menyeimbangkan bentuk tanaman, selain itu pemangkasan merupakan upaya perawatan yang mengacu pada manfaat atau tujuan tertentu, yaitu sebagai berikut :
• Mengatur dan mengarahkan pertumbuhan. Pemangkasan sengaja dilakukan untuk mempertahankan bentuk alami dari tanaman. Bisa saja terjadi bahwa sebagian tanaman mungkin kurang menerima curah matahari, misalnya karena terhalang oleh dinding. Sehingga bagian tanaman yang memperoleh sinar matahari cukup akan tumbuh lebih cepat, dan bentuk asli tajuk tanaman mulai tak beraturan. Di saat seperti inilah tanaman perlu dipangkas supaya tampilan bentuknya tetap seperti yang diharapkan. Ataupun bila kita menghendaki bentuk tanaman yang justru berbeda dari bentuk alaminya.
• Pemangkasan dilakukan karena kita menghendaki ketinggian tertentu. Misalnya kita ingin agar mangga yang ditanam tidak terlalu tinggi. Karenanya, dari mulai ditanam, dahan dan ranting yang muncul dari batang utama tanaman mangga, selalu dipangkas habis. Melalui cara ini akan diperoleh ketinggian tanaman seperti yang diharapkan.
• Merangsang pertumbuhan bunga dan buah. Secara alami tanaman memiliki sifat mampu bertahan hidup (survival)ketika dahan atau rantingnya dengan sengaja disakiti (dipotong/dipangkas). Setelah dipotong/dipangkas, dalam waktu yang tidak terlampau lama, di lokasi potong tersebut akan tumbuh lebih dari satu tunas dahan yang baru, yang tentunya kelak memberikan cabang (ranting) serta bunga-bunga yang lebih banyak dan selanjutnya juga buah yang lebih banyak.
• Menyelamatkan tanaman. Tanaman yang terserang penyakit akibat jamur, bakteri atau virus yang menular, tak usah ragu untuk memotong/memangkas bagian yang terkena penyakit karena dikhawatirkan akan menular pada tanaman lain. Bila perlu pangkas habis pada pangkal cabang, sisakan batang utamanya.
• Menyuburkan dan menyehatkan. Dahan dan ranting yang rusak atau kering memang sebaiknya dipangkas habis. Tetapi ada kalanya perlu lebih berani memangkas, menjarangkan bagian-bagian tanaman yang masih sehat, agar udara, sinar matahari, air siraman, atau air hujan menembus ke semua bagian dalam tajuk secara menyeluruh. Upaya pemangkasan ini sangat membantu pertumbuhan tanaman supaya sehat dan subur. Umumnya gangguan hama atau penyakit menyerang ruang tajuk yang kondisinya kotor (karena debu), lembab, dan gelap (karena padat). Spora jamur terutama, mudah menyerang dahan dan ranting yang lembab dan berlumut. Di samping menyelamatkan tanaman, pemangkasan tersebut membuat tanaman-tanaman di bawahnya tetap memperoleh sinar matahari cukup.
• Memperpanjang usia sekaligus meremajakan. Tanaman yang dibiarkan tumbuh alami apa adanya, pada suatu saat bisa mengalami malnutrisi. Proses distribusi zat hara dari dalam tanah menuju seluruh bagian tanaman akan melambat, karena jangkauannya makin jauh dari permukaan tanah. Penguapan air daun juga semakin tinggi, terutama bila tidak disertai penyiraman yang memadai. Melalui pemangkasan, kerimbunan daun akan berkurang. Demikian pula air daun tidak menguap dengan cepat. Jadi tindakan pemangkasan merupakan upaya peremajaan sekaligus memperpanjang usia tanaman, terutama pada tanaman perdu tinggi.
D. MACAM-MACAM PEMANGKASAN DAN PELAKSANAANNYA:
a. Pemangkasan Bentuk :
• Fase muda, dilakukan pada saat tanaman berumur 8-12 bulan dengan membuang cabang yang lemah dan mempertahankan 3-4 cabang yang letaknya merata ke segala arah untuk membentuk jourquette (percabangan).
• Fase Remaja, dilakukan pada saat tanaman berumur 18-24 bulan dengan membuang cabang primer sejauh 30-60 cm dari jourquette (percabangan).
Caranya : Dari cabang primer yang tumbuh (4-6 cabang) disisakan 3 cabang (dipilih yang tumbuhnya sehat, kuat, arah tumbuhnya simetris dan menuju ke atas).
b. Pemangkasan Pemeliharaan :

Untuk memelihara agar kerangka tanaman yang sudah baik dapat dipertahankan.
Caranya : Cabang sekunder yang tumbuhnya terlalu dekat dengan jourquette (jarak 40 - 60 cm) dibuang, cabang-cabang sekunder berikutnya diatur agar jaraknya tidak terlalu rapat satu sama lain.
c. Pemangkasan Produksi
• Mengatur agar penyebaran daun produktif merata;
• Membuang daun yang kurang produktif dalam menghasilkan makanan;
• Membuang bagian tanaman yang tidak dikehendaki (sakit dan patah);
• Menekan resiko serangan hama dan penyakit.
Caranya : Mengurangi tajuk tanaman kakao yang terlalu rimbun, cabang yang ujungnya masuk ke dalam tajuk tanaman di dekatnya yang berdiameter kurang dari 2,5 cm dipotong.
E. PEMANGKASAN PADA TANAMAN RAMBAT
Seperti halnya tanaman lain, tanaman rambat perlu dipangkas terutama jenis thunbergia, alamanda, bugenvil, dan stepanot ungu. Pemangkasan dilakukan setelah masa berbunga selesai supaya cabang-cabang baru muncul lebih banyak lagi. Dengan demikian muncul pula pucuk-pucuk bunga baru.Selain itu, tanaman rambat harus lebih sering dipangkas terutama bila batangnya mengandung zat kayu. Ranting-ranting yang kering biasanya lebih banyak terdapat di bagian dalam pergola. Ranting-ranting kering ini akan mengganggu kesuburan tanaman atau merobohkan pergola.

F. TANAMAN YANG TIDAK PERLU DIPANGKAS
Tidak semua tanaman memerlukan pemangkasan. Jenis tanaman yang tumbuh merumpun seperti keluarga heliconia, kana, bromelia, jahe-jahean, atau lili paris misalnya, tidak tumbuh meninggi. Setelah dewasa jenis tanaman ini justru merumpun dan memiliki tunas-tunas baru (beranak). Lebih baik tanaman induk disingkirkan (dipecah), karena tanaman induk sudah tidak akan berbunga lagi (tidak produktif). Pemecahan tanaman bertujuan memberi kesempatan pada masing-masing anak tanaman untuk tumbuh sendiri, produktif dan menghasilkan anak-anak tanaman yang baru, demikian seterusnya.Tanaman keluarga palma, juga tidak memerlukan pemangkasan sama sekali. Kadangkala yang diperlukan hanyalah memotong beberapa daun di bagian pohon bawah agar sosoknya lebih menarik. Karena secara alami, daun-daun palma yang tua akan mengering dan lepas dengan sendirinya (atau sengaja dilepaskan), sisa pangkal pelepahnya yang mengering justru tampil eksotis.Sedangkan untuk tanaman bambu, pada awalnya memang dibutuhkan pemangkasan dengan membuang ranting-ranting di bagian bawah batang utama untuk mengekspos keindahan batang utama di kemudian hari. Namun bila ranting dan daunnya terlalu lebat sehingga bambu tumbuh melengkung ke bawah (karena berat), lakukan pemangkasan seperlunya.


DEFOLIASI

1. PENGERTIAN
Defoliasi ialah pemotongan atau pengambilan bagian tanaman yang ada di atas permukaan tanah, baik oleh manusia maupun oleh renggutan hewan itu sendiri di waktu ternak itu digembalakan.

2. SAAT/ WAKTU DEFOLIASI
Untuk menjamin pertumbuhan kembali (regrowth) yang optimal, sehat dan kandungan gizi yang baik, defoliasi diharuskan dilakukan pada periode tertentu yakni pada akhir vegetatif atau menjelang berbunga. Di dalam praktek, biasanya defoliasi dilakukan 40 hari sekali pada musim penghujan dan 60 hari sekali di musim kemarau. Kesemuanya hanya bisa dilakukan apabila pemeliharaan itu baik. Salah satu factor yang mempengaruhi pertumbuhan kembali ialah adanya persediaan bahan makanan (food reserve) berupa karbohidrat di dalam akar dan tunggal yang ditanggalkan setelah defoliasi. Karbohidrat ini dihasilkan oleh proses asimilasi. Segera setalah defoliasi, karbohidrat ini dirombak oleh enzim tertentu menjadi energi untuk pertumbuhan kembali.
Periode Pertumbuhan
Pertumbuhan tanaman hijauan bias dibedakan menjadi 3 periode, yaitu:
a. Periode perkecambahan atau awal pertumbuhan
Yaitu periode di mana tanaman mulai tumbuh. Jika defoliasi dilakukan pada periode ini, maka hijauan tersebut nilai gizinya relative tinggi dan serat kasarnya pun masih rendah. Untuk mempertahankan agar supay hijauan tetap dalam keadaan muda, maka tanaman harus sering dipotong. Tetapi defoliasi yang dilakukan pada periode ini kurang menguntungkan, karena akan memperlemah pertumbuhan kembali, dengan demikian tanaman tak ada kesempatan tumbuh kemali dengan baik, sehingga tanaman liar akan tumbuh subur.
b. Periode vegetative
Periode vegetatif yaitu periode sesudah awal pertumbuhan sampai menjelang berbunga. Jika defoliasi terhadap tanaman dilakukan pada periode ini sungguh sangat tepat atau merupakan saat pemotongan yang optimal, sebab :
 kandungan nilai gizi tananam masih cukup tinggi, belum banyak yang hilang menjadi buah (biji)
 kandungan serat kasarnya belum begitu tinggi.
 Kesempatan untuk tumbuh kembali masih baik.
 Rasanya masih enak (palatable)
c. Periode berbuah
Yakni periode di mana tanaman sudah mulai membentuk biji. Pada periode ini kandungan serat kasar tanaman sangat tinggi. Hal ini kiranya bias dimaklumi karena semakin tua tanaman akan semakin banyak serabut yang digenangi oleh lignin yang mengeraskannya, sehingga kebanyakan dari sel-sel tanaman itu diselubungi oleh zat yang tak dapat dicerna dan itulah sebabnya nilai gizi makanan akan menurun pula. Dengan sebagian besar zat-zat makanan yang berguna bagi keperluan hewan sudah hilang untuk pembentukan biji.
Maka suatu hal yang kurang tepat apabila defoliasi itu dilakukan pada periode ini.


Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram pertumbuhan berikut :

3. Frekuensi defoliasi
Sehabis defoliasi, pertumbuhan kembali tanaman memerlukan zat-zat yang kaya energi seperti gula dan pati, yang erat hubungannya dengan zat-zat N, P dan K. Pada interval pemotongan yang panjang keadan tidak mengkawatirkan tetapi pada interval pemotongan pendek atau intensitas pemotongan yang tinggi maka karbohidrat dalam akar akan menurun sehingga dapat mengganngu pertumbuhan kembali, sebab pembentukan karbohidrat merupakan proses asimilasi. Hal ini disebabkan tanaman tidak ada kesempatan untuk berasimilasi. Pada karbohidrat ini setelah defoliasi segera dirombak oleh enzyme tertentu menjadi energi. Dan zat tersebut kemudian dipergunakan untuk pertumbuhan. Itulah sebabnya maka jarak antara pemotongan (frekuensi defoliasi) yang pertama dan kedua perlu diatur baik-baik. Secara umum bisa diatur bahwa defoliasi di musim penghujan 40 hari sekali dan 60 hari sekali di musim kemarau.

4. Tinggi rendahnya batang yang ditinggalkan
Pada saat tanaman rumput itu dipotong, bagian tanaman yang ditinggalkan tidak boleh terlalu pendek atau terlalu tinggi. Sebab semakin pendek bagian tanaman yang ditinggalkan, pertumbuhan kembali tanaman tersebut akan makinlambat, karena persediaan energi (karbohidrat) dan pati yang ditinggalkan pada tunggul pun semakin sedikit. Sehingga kesempatan berasimilasinya tanaman pun menjadi semakin berkurang. Demikian pula sebaliknya jika pada saat defoliasi itu bagian tanaman yang ditinggalkan terlalu tinggi pun tidak benar. Sebab hal ini akan memberikan kesempatan terhadap pertumbuhan tunas batang saja, tetapi pertumbuhan anakan tak bisa berkembang.
5. Potong paksa
Untuk tanaman rumput yang pertama kali ditanam, maka setelah berumur 60 hari perlu dilakukan potong paksa, baik tanaman itu masih rendah maupun sudah tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk :
 Menstimulir pertumbuhan dan untuk memperbanyak anakan.
 Menyeragamkan pertumbuhan berikutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar