Sabtu, 26 Maret 2011

A. TANAMAN YANG DAPAT MENINGKATKAN EROSI
Salah satu tanaman yang dapat meningkatkan laju erosi adalah kentang. Kentang merupakan salah satu tanaman yang bernilai ekonomis bagi masyarakat Indonesia. Kentang dapat tumbuh dengan baik di dataran tinggi antara 500-3.000 m dpl, dimana tempat yang terbaik adalah pada ketinggian 1.300 m dpl dengan suhu relatif sekitar 20°C. Selain, itu daerah dengan curah hujan 200-300 mm setiap bulan atau 1.000 mm selama masa pertumbuhan kentang merupakan daerah yang baik untuk pertumbuhan kentang. Banyak faktor yang membuat tanaman kentang tergolong sebagai tanaman yang dapat meningkatkan erosi tanah, yakni cara pengolahan yang dilakukan petani dan dari faktor tanaman kentang sendiri.
Pengolahan tanah umumnya dilakukan dengan cara guludan menyusur (searah) kontur dan sebagian memotong kontur (guludan lurus). Tetapi kebanyakan petani lebih suka menggunakan guludan lurus karena lebih mudah pengolahan tanahnya. Dari segi konservasi tanah penanaman dengan menggunakan guludan lurus justru membuat tanah menjadi tererosi dan kurang subur. Ini disebabkan oleh pengolahan tanah yang dinilai tidak tepat. Petani kentang biasanya membuat saluran air dari atas kemudian dialirkan ke bawah. Akibatnya bagian bawah sering banjir yang membawa endapan lumpur. Dengan adanya erosi yang tinggi ini menyebabkan menurunnya tingkat kesuburan dan hilangnya lapisan tanah subur (humus). Penurunan kesuburan tanah ini diindikasikan oleh pemberian pupuk kandang yang digunakan petani sangat banyak karena tanah disana sudah kehilangan unsur hara.
Tanaman kentang adalah tanaman perdu yang berakar serabut, dimana sangat kecil kemampuannya menahan air dan tanah. Sehingga pada suatu saat lahan pertanian kentang ini akan semakin longsor karena tergerus air. Ancaman longsor telah menjadi kenyataan saat ini. Selain itu dengan ketidakmampuan tanaman perdu (kentang) menahan air maka akan menjadikan kandungan air tanah juga semakin menipis. Penanaman kentang yang berbibit hibrida yang rakus unsur hara sehingga akan memacu penggunaan pupuk serta pestisida anorganik (kimia) yang semakin meningkat sehingga unsur hara tanah semakin menipis.




B. TANAMAN YANG DAPAT MENURUNKAN EROSI
Selain ada tanaman yang dapat meningkatkan erosi, adapula jenis tanaman yang mampu menurunkan erosi. Salah satu tanaman yang mampu menurunkan erosi adalah rumput vetiver (Vetiveria zizanioides). Rumput vetiver, atau yang dikenal juga dengan akar wangi, dapat tumbuh di perbukitan, dataran rendah bahkan di daerah rawa, atau pada tanah yang kondisinya buruk (bekas tambang), baik di daerah dengan curah hujan rendah, kurang dari 200 mm, maupun curah hujan tinggi, lebih 3000 mm. Meskipun telah mengalami kebakaran, terinjak-injak, ataupun habis karena dimakan hewan, jenis rumput ini masih dapat tetap tumbuh.
Tanaman ini berupa rumput menahun yang membentuk rumpun yang besar, padat dengan arah tumbuh tegak lurus, kompak, beraroma, bercabang-cabang, memiliki rimpang dan sistem akar serabut yang dalam. Rumpun tumbuh hingga mencapai tinggi 1 sampai 1.5 m, berdiameter 2 sampai 8 mm. Daun berbentuk garis, pipih, kaku, permukaan bawah daun licin. Perbungaan malai (tandan majemuk) terminal, tiap tandan memiliki panjang mencapai 10 cm; ruas yang terbentuk antara tandan dengan tangkai bunga berbentuk benang, namun di bagian apeksnya tampak menebal.
Akar vetiver diketahui mampu menembus lapisan setebal 15 cm yang sangat keras. Di lereng-lereng yang keras dan berbatu, ujung-ujung akar vetiver mampu masuk menembus dan menjadi semacam jangkar yang kuat. Cara kerja akar ini seperti besi kolom yang masuk ke dalam menembus lapisan tekstur tanah, dan pada saat yang sama menahan partikel-partikel tanah dengan akar serabutnya. Kondisi ini bisa mencegah erosi yang disebabkan oleh angin dan air.
Di Jawa, rumput Vetiver ditanam pada tempat-tempat miring. Kemampuan rumput Vetiver untuk digunakan sebagai pengontrol erosi telah meluas di seluruh penjuru daerah tropis, sejak tahun 1980-an. Di Jawa Tengah, penanaman kombinasi rumput Vetiver, rumput Gajah, pohon Sengon dan Kara benguk dapat mengendalikan erosi, stabilitas lereng dan memacu perkembangan sifat fisik tanah bekas letusan gunung berapi di Gunung Merapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar